Tentang Angel.
Seorang gadis berusia 23 tahun. Bekerja
sebagai sekretaris sebuah perusahaan seluler. Ia memiliki seorang
kekasih bernama Hendra. Angel begitu bergembira saat pulang dan memeluk
ibunya.
“ Bu, Hendra akan melamarku malam ini dan kami akan
bertemu di taman kota, tempat dimana pertama kali bertemu..” kata Angel
pada ibunya.
“ Bagaimana kamu yakin nak?”
“ Tentu saja aku yakin, sebab kami sudah merencanakan itu, dan Hendra bilang malam ini iya akan melamarku..”
“ Kalau begitu lekaslah kamu pergi dan berganti pakaian terbaikmu..”
Angel bergembira malam yang ia tunggu selama mereka berpacaran lebih dari 3 tahun kini menjadi akhir dari kisah cinta mereka.
Tentang Martin.
Martin
berumur 25 tahun. Pria playboy dan terlahir dari keluarga jutawan.Jam
menunjukan pukul 7 malam. Tiba-tiba pintu kamarnya terdengar ketukan.
Martin sedang tertidur, ia bangun dan membuka pintu dengan wajah kesel.
Seorang aju dan ayahnya terlihat didepan pintu.
“ Kenapa sih? Ganggu orang tidur aja..!!!”
“ Maaf tuan, Ayah anda sudah menunggu di ruang tamu untuk makan malam keluarga.”
“ Bilang padanya, aku ada dibawah sebentar lagi..” Kata Martin tidak melawan.
Ajudan
itu pergi, Martin merapikan mukanya yang kusut karena semalam ia baru
saja pergi dugem dan pulang pukul 7pagi, setelah rapi ia pun langsung ke
bawah menemui ayahnya di meja makan. Bersama ibu dan adiknya Sheila.Ia
duduk begitu saja.
“ Begini cara kamu membesarkan anakmu? Pagi jadi malam, malam jadi pagi. “ kata ayah ketus.
“ Sudahlah pak, Martin ayo makan.”
Dengan
setengah hati martin makan. Tapi baru mencicipi sedikit sarapan. Ia
sudah menghilang dengan wajah kesel ayahnya. Martin pergi dengan mobil
BMWnya menelusuri jalan yang sudah penuh dengan lampu warna warni. Kota
ini akan merayakan natal dalam waktu beberapa hari lagi.Ia hanya berujar
dalam hati.
“ Ayahku kaya, untuk apa berkerja. Tujuh turunan pun tidak akan pernah habis.”
Seorang
gadis menelepon padanya. Tampaknya gadis itu adalah incarannya untuk
malam ini, Mereka tampak asyik sibuk berbicara bersamaan, DIitengah
jalan.
Kembali ke Angel.
Ibunya sudah berdiri di depan pintu. Angel menyalakan motor vespanya. Lengkap dengan pakaian terbaiknya.
“ Aku pergi dulu ya..”
“ Kenapa tidak kamu minta di jemput saja.” Tanya ibunya.
“
Tidak apa bu, Hendra langsung pulang kerja. Kan nanti kena macet. Lagi
pula aku ingin pergi masing-masing saja. Jadi bertemu disana.”
“ Ya, sudah nak. Hati hati ya.”
Angel pun melaju motornya sambil membayangkan apa yang akan terjadi dalam hari terindahnya.
Kembali ke Martin.
Martin
tampak tertawa, gadis itu membiuskan kata-kata indah di telinganya. Ia
selalu ingat jika ia bisa memberikan apapun yang diinginkan oleh gadis
yang menyukainya, ia rela memberikan uang , permata ataupun emas yang
diingkan. Saat ia berjalan, ia tidak menyadari lampu merah diatasnya.
sebuah vespa yang melaju di lampu hijau. Martin terkejut, mobilnya
melaju. Menabrak vespa itu hingga terpental. 10 meter jauhnya. Yang ia
ingat, seorang gadis terkujur kaku dijalan. Hatinya risau, apakah ia
harus melihat korban itu. Atau melarikan diri, tapi ia tau. Bila ia
mendekat, maka ia akan membuat masalah dengan dirinya sendiri diantara
kerumunan orang yang mulai mendekati korban.
Ia pun memutuskan satu kenyataan— lari dari kejadian itu.
Tentang Hendra.
Ia
menunggu tanpa adanya kejelasan ditaman. Hatinya cemas, ia mencoba
menelepon Angel berulang-ulang tapi sama sekali tidak diangkat. Satu jam
berlalu, hatinya mulai cemas. Ia berpikir, Angel menolak dirinya.
Hingga ia menelepon terakhir kali dan mendapatkan suara asing, suara
seorang pria yang mengatakan kalau gadis yang memiliki hendphone itu.
Sedang dirawat dalam ruangan unit darurat. Ia langsung menuju rumah
sakit, menyimpan cincin tunangan untuk Angel. Saat ia tiba, ibu Angel
tampak berdiri dengan tangisan khawatir.
Kembali ke Martin.
Ia
mulai sadar, banyak saksi yang melihatnya dengan nomor mobilnya. Ia
ceritakan masalah ini kepada ayahnya. Ayah meminta ia bertanggung jawab,
tapi ibunya menolak. Ia sadar putranya bisa berada di penjara bila ia
menyerahkan diri. Uang tidak berarti bagi putranya untuk lepas dari
Penjara. Satu keputusan saat itu juga. Martin harus pergi keluar negeri.
Melarikan diri dan membuat alibi dengan orang lain yang berada di
mobil, dengan uang ayahnya bisa membayar orang lain untuk berpura-pura
mengaku melakukan perbuatan yang tidak ia lakukan.
Natal
terlewatkan dengan masalah diantara ketiganya. Hendra bersedih dengan
keadaan kekasihnya. Angel tidak pernah tau keadaanya, Martin melarikan
diri dengan rasa gundah dan bersalah.
2 bulan berlalu.
Angel
masih berada di rumah sakit. Ia mulai sadar, tapi kakinya telah
dinyatakan hilang. Ia harus mengalami kelumpuhan di kedua kakinya.
Hendra menemani kekasihnya. Memberikan dukungan batin dan kekuatan yang
tidak bisa Angel bayangkan untuk hidup. Angel pun berusaha menerima
kenyataan kini ia cacat.
Martin berada di Australia menghabiskan waktunya dengan minum dan minum untuk melepas kegelisahan hatinya.
6 bulan berlalu.
Angel
berdiri untuk pertama kalinya dari kursi roda. Hendra menopang kakinya
untuk berjalan. Walaupun merasa berat di hatinya. Ia sadar ia tidak akan
pernah menjadi normal.
Martin semakin gelisah, ia ingin pulang.
Ibunya bilang padanya tunggulah hingga 6 bulan ke depan. Hanya satu yang
ingin ia tanyakan
“ Ibu bagaimana keadaan korban yang aku tabrak?”
“ Dia tidak mati, ia masih hidup.”
“ Syukurlah, tapi aku tetap ingin tau.”
“ Kamu akan tau kelak bila kamu pulang, lebih baik kamu tetap disana hingga kasus ini ditutup.”
1 tahun berlalu.
Angel
mulai bisa berjalan dengan menggerakan kursi roda lewat tangannya.
Hendra mengajaknya untuk bertemu orang tuanya. Apa yang ia dapatkan saat
ia sedang duduk di sofa ruang tamu. Tanpa sengaja ia mendengar apa yang
ibu Hendra katakan.
“ Ibu tidak ingin punya menantu lumpuh dan cacat seperti itu.”
“ Ibu kenapa bilang begitu, bagaimanapun dia adalah Angel yang sama, sama seperti saat aku membawanya pertama kali.”
“ Berbeda. Ia gadis cacat.. bukan gadis cantik yang dulu kamu bawah.”
Keduanya bicara, dan Angel mendengar. Ketika mereka sadar. Angel telah mengatakan satu hal yang begitu berat untuknya.
“ Maafkan aku, mulai saat ini aku akan melepaskan Hendra untuk selamanya.”
Hendra berusaha untuk tetap bertahan, tapi akhirnya ia pun menerima keputusan Angel.
Martin
telah kembali setelah ia mendapatkan kepastian kalau kasusnya telah
kelar dengan orag lain yang bersedia mengantikan dirinya di penjara.
***
Angel
mencoba untuk bekerja normal. Ia tidak akan ditolak di kantor lamanya,
tapi dengan kaki yang pincang dan terkadang harus mengunakan kursi roda.
Ia merasa seperti seorang yang tak berguna, hanya bisa merepotkan
siapapun. Ketika ingin naik escalator ataupun menaikin tangga semuanya
terasa berat. Setiap malam ia hanya bisa menangis, melihat keadaanya,
ibunya menyadari keadaan putrinya, hatinya pun perih tapi hanya bisa
berharap tuhan memberikan kekuatan untuk anak semata wayangnya setelah
ayah Angel meningal.
Martin berhasil mendapatkan apa yang ia ingin
tau, tentang korban yang selalu membayangin dirinya. Dan sumber
informasinya mengatakan tentang gadis itu. Ia mendapatkan kantor Angel.
Ia segera menuju kantor itu yang ternyata merupakan bagian dari
perusahaan ayahnya. Saat itu ia melihat Angel tampak berusaha menaiki
tangga. Hatinya tergerak untuk mendekat. Membantu mendorong kursi
rodanya.
“ Terima kasih..” Kata Angel padanya.
Martin terdiam, hatinya begitu pilu melihat Angel begitu cantik tapi jadi cacat karenanya.
“ Tidak masalah.”
“ Kamu kerja dikantor ini lantai berapa?”
“ Lantai 3.”
“ Kamu?” Tanya Angel balik.
Martin bingung menjawab pertanyaan Angel, ia tidak pernah berkerja hingga akhirnya ia mengarang sebuah kisah.
“ Aku baru kerja disini, di lantai dua,”
“ Oh ya..:”
“ Andai saja aku di lantai satu, pasti aku ga perlu repotin orang hehehe. Jadi ga enak hati..” kata Angel.
Meraka
tiba di eskalator. Sekali lagi Angel mencucapkan terima kasih pada pria
itu.Martin pulang saayt itu pula dengan wajah bersedih. Ia ingin
menangis melihat dosa yang ia lakukan pada Angel. Ia pulang kerumah
ayahnya dan meminta perkerjaan di kantor itu. Ayahnya begitu heran
dengan sikap putranya tapi menerima keputusan Martin. Ia langsung
menjadi direktu dalam perusahaan itu. Dalam satu hari ia memutusan untuk
memindahkan kantor dimana Angel bekerja dari lantai 3 ke 1. Setiap
harinya ia selalu memandangin Angel saat ia bisa, ia tak pernah
mengalami satu keadaan yang begtu sulit dalam hidupnya. Ia memutuskan
untuk mendekati Angel, mencoba untuk mengatakan satu kejujuran yang tak
bisa ia ucapkan saat ini. Tentang hal yang membuat Angel menjadi seperti
saat ini.
Dari hari ke hari, mereka semakin dekat. Martin membuat
banyak kemudahan di kantor untuk Angel agar bisa mengunakan kursi
rodanya secara bebas. Ia makan bersama Angel di kantin yang tidak pernah
ia jamah sebelumnya. Mengenang sosok Angel yang berhati mulia, sosok
yang rendah hati dan menerima kenyataan hidupnya sebagai gadis
cacat.Suatu hari karena bosan, Martin mengajak Angel untuk makan di
luar.
“ Makan denganku di luar? Tidak salah kamu kan direktur disini?”
“ Emangnya direktur tidak boleh makan bersama kamu.”
“
Bukan begitu, aku hanya takut merepotkan direktur bila jalan bersamaku.
Kota ini tidak ramah dengan kursi roda, aku tidak ingin merepotkan
direktur bila jalan bersamaku hingga harus mendorong kursi ini.”
“ Tenang saja, ayo katakan apa yang ingin kamu makan, ini perintah dari Direktur jangan pernah menolak!!”
“ Baiklah. Aku ingin makan Sushi Tei, sungguh aku sudah lama tidak pernah makan disana.”
“ Kalau begitu ayo kita makan.”
Mendengar
Angel ingin makan sushi tei, Martin langsung meminta ajudan ayahnya
untuk membooking semua kursi yang ada di restorant itu hanya untuk
mereka. Ketika Angel tiba di sushi tei, ia terkejut melihat restorant
itu hanya ada mereka berdua. Ia hanya mendengar kata terakhir Martin.
“ Makanlah semua yang kamu inginkan..”
Mereka
pun makan dengan lahap. Martin begitu menikmati keadaanya bersama
Angel, hingga mereka menyadari kalau natal akan datang dalam beberapa
minggu lagi.
“ Kalau natal nanti, apa yang kamu inginkan Angel.”
“ Aku kalau natal selalu meminta banyak hal, tapi sayangnya tidak pernah terjadi tuh. “
“ Kalau begitu katakan lah, aku ingin tau..”
“ Sungguh kamu ingin tau?”
“ Tentu saja aku ingin tau.. ayolah sebutkan.”
“ Aku ingin bisa berjalan lagi..”
Hendra
tertegun, hatinya miris dan wajahnya menunduk.Tadinya ia berpikir ingin
memberikah hadiah kepada Angel, apapun yang Angel inginkan. Kini
mendengar permintaan sulit itu, ia bersedih.
“ Adakah hal lain yang bisa kamu katakan selain itu,?”
“
Tidak ada, aku tidak ingin meminta soalnya. Kamu tahu tahun lalu ketika
aku sudah meminta eh tiba-tiba malah ga pernah terjadi..”
“ Kalau boleh tau, kamu tahun lalu minta apa?”
Angel tertunduk, ia sadar natal tahun lalu begitu kelabu, ia meminta Hendra meminangnya dan semua benar-benar gagal.
“ Aku tidak bisa katakan, itu sudah menjadi masa lalu, kalau kamu? Katakan dong apa yang kamu mau?”
Martin mendekat kepada Angel, matanya tampak serius.
“ Aku tidak ingin apa-apa selain hanya bisa melihatmu tersenyum. Itu cukup buatku.”
Angel
pun tertawa. Mereka melewatkan makan siang itu begitu gembiranya.
Setelah makan siang, Angel turun ke loby. Saat itu Martin hendak
menggendong tubuh Angel mobil. Tanpa sengaja Angel melihat Hendra sedang
bersama wanita lain melewati mereka. Angel terdiam melihat mantan
kekasihnya, Begitu pun Hendra. Hanya Martin dan kekasih Hendra yang tak
mengerti apa yang membuat keduanya saling bertatapan.
Hendra pun
berjalan dan masuk ke mobil. Angel melihat Hendra pergi darinya. Ketika
ia di mobil, ia menangis. Martin begitu bingung. Dan bertanya apa yang
terjadi. Angel pun mengatakan satu hal tentang natal tahun lalu dan
harapannya.
“ Aku ingin menikah, tapi kekasihku tidak bisa karena aku sudah menjadi cacat..”
Martin hanya terdiam, hatinya semakin tak berdaya.
****
Natal
telah tiba, Martin mulai mengerti satu alasannya untuk menjadi seorang
pria pada utuhnya. Ia memberikan hadiah kepada Angel, sebuah hadiah yang
mungkin terlalu berharga untuk Angel. Sebuah kalung berlian di leher
Angel. Martin menyadari satu hal, ia mulai mencintai Angel. Ada yang
harus ia katakan di acara makan malam natal bersama mereka. Di atas meja
makan dengan lilin merah menyala, Martin menyatakan cinta kepada Angel.
“ Apakah kamu yakin ingin menjadi kekasih dari seorang gadis cacat sepertiku?
“
Aku berjanji dalam hatiku dan atas nama Tuhan kalau, aku
bersungguh-sungguh ingin menjadi bagian dalam hidupmu Angel, apapun yang
terjadi dengan keadaanmu, kamu adalah gadis yang kuinginkan dalam
hidupku, sekarang dan selamanya.”
Kalimat itu membuat Angel begitu
bahagia, walaupun ia ragu pada awalnya. Pada akhirnya Martin
benar-benar membuktikan satu hal kepada Angel. Ia benar-benar mencintai
gadis itu.Mereka pun berpacaran secara resmi. Keluarga Martin yang tidak
pernah melihat Martin demikian berubahnya dalam hidup menyambut
kegembiraan putranya begitu bahagia.Suatu ketika dimalam hari, Angel
merasakan kuasa Tuhan, tiba-tiba jari kakinya mampu bergerak. Ia mulai
menyadari satu hal, kalau ia mulai bisa merasakan kakinya kembali setela
lama lumpuh tanpa bergerak.
Martin tidak pernah mengerti. Mengapa
tubuhnya semakin lama semakin lemas. Hingga akhirnya ia jatuh sakit. Ia
terdampar di rumah sakit. Angel datang dan membuat keluarga martin
begitu terkejut.
“ Siapa dia ?” Tanya ibu Martin pada Martin yang terbaring ketika Angel bersamanya.
“ Ini kekasihku bu..”
Keluarga
Martin terdiam. Ia tidak pernah meyangka kalau anaknya punya pacar yang
cacat. Semua bisa menebak kalau tentu saja keluarga martin tidak pernah
bisa menerima hubungan mereka. Tapi Martin tidak peduli. Saat itu,
setelah kelua dari rumah sakit. Ia benar-benar mendapatka hadiah
terburuk dalam hidupnya. Martin positif HIV. Sebuah kenyataan yang
begitu pahit dalam hidupnya, ntah gadis mana yang ia tidurin dan
menularkan penyakit itu padanya.
Ia paham hidupnya seperti kiamat.
Tapi dalam kesempatan itu, ia terus berjuang untuk hidup. Angel
mengatakan pada Martin kalau kakinya mulai bisa bergerak. Martin melihat
itu sebagai keajaiban, ia pun pergi memeriksa keadaan kaki Angel dan
dokter mengatakan kemungkian sembuh normal adalah 20 persen. Berita yang
indah untuk Angel, tapi sayangnya dokter mengatan harus segera
dilakukan operasi untuk membuat kakinya menjadi normal karena ada
beberapa bagian urat pada kaki angel yang harus di ganti.
Martin
memutuskan untuk membawa Angel ke rumah sakit terbaik di dunia. Angel
menolak pada awalnya tapi inilah yang terjadi di malam sebelum itu semua
terjadi.
“ Angel, aku selalu ingat keinginan kamu di hari natal.
Kamu ingin berjalan. Tuhan telah mendengarkan impianmu itu, sekaranglah
jalanmu. Kamu harus ikut aku pergi. Lakukan ini untuk kebahagiaanmu,
jangan pikirkan biayanya karena aku bisa membantu.”
“ Tapi kamu terlalu baik untukku, aku tidak ingin berhutang budi.”
“ Kamu tau, aku punya keinginan permintaan natal juga. Kamu ingin tau?” jelas Martin.
“ OK katakan.”
“ Aku ingin kelak meihat kamu berjalan dan aku bisa bahagia bersamamu setelah itu dan..?”
“ Dan apa?”
“ Akan kukatakan kalau kamu sudah mau ikut aku ke untuk menyembuhkan kakimu,”
“ Baiklah..”
Mereka
pun berangkat. 3 bulan sebelum natal. Operasi berjala dengan baik, tapi
keadaan martin yang terlalu lelah membuatnya semakin buruk.Tapi
lelahnya itu dibayar dengan semangat angel yang ingin sembuh dan berjala
di saat natal. Semua terjadi, semua yang dilakukan dokter berhasil.
Angel pun sembuh, ia mulai bisa berjalan dengan perlahan. Martin yang
setia menjaganya selalu ada disampingnya.;
Hingga natal pun tiba.
Angel berdua dengan martin. Di sebuah tempat yang indah., wajah martn
begitu pucat. Martin pun meneruskan apa yang hendak ia katakan kepada
Angel sesaat sebelum Angel di operasi.
“ aku sudah maafkan kamu sejak kita bertemu..?” kata Angel yang membuat Martin bingung.
“ Kamu maafkan untuk apa?”
“ Kamu tidak perlu katakana apapun, aku sudah memaafkan dan mencintai kamu dengan setulus hatiku.”
“ Angel, bagaimana kamu bisa tau?”
“ Aku tidak akan pernah lupa kejadian itu, sesaat sebelum kejadian itu aku melihatmu. Walau samar-samar aku bisa tau itu kamu.”
“ Aku benar-benar menyesal Angel, maafkan aku..”
“ Lupakan semuanya Martin. Aku selalu menerima keadaan ini sebagai takdir.”
“ Angel ada satu hal lagi yang ingin kamu tau..”
“ Katakan Martin?”
“ Aku positif HIV..”
Angel terdiam. Dan ia mengatakan satu hal untuk martin.
“
Ketika kamu melihatku sebagai gadis cacat, kamu tidak pernah merasa
malu ataupun merasa takut bila aku merepotkan kamu. Aku begitu
tersentuh, setiap manusia memiliki sisi yang tak bisa ia hindarkan
tentang ketakutan akan petaka. Tapi kamu berbeda Martin, kamu
menyadarkan aku untuk kuat, oleh karena itu, walaupun kamu menderita
HIV, kini saatnya aku melakukab hal yang sama!”
“ Kenapa kamu mau? Kamu tidak takut padaku.”
“
Karena inilah takdir kita, apapun yang terjadi dengan keadaanmu. Kamu
adalah bagian dalam hidupku yang akan selalu ada. Aku akan selalu ada
disampingmu..”
Martin dan Angel menikah beberapa bulan
kemudian. Setahun kemudian Angel sudah bisa berjalan tanpa tongkat, dua
tahun kemudian. Mereka melahirkan anak dengan ajaibnya normal tanpa
penyakit apapun. Tiga tahun kemudian di natal 2009., Martin meninggal
karena penyakitnya.
Seperti kata Angel
“
Bagaimanapun keadaan kita dan siapapun yang memiliki keadaan sulit,
janganlah merasa kamu akan sulit karenanya. Karena kita tidak bisa
memilih apapun dalam hidup kita, selain bertanggung jawab terhadap apa
yang kita lakukan di masa lalu. Tapi percayalah masa depan akan indah
bila kita beusaha untuk menerima keadaan kita.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar